Rabu, 25 Mei 2016

LAPORAN Business Plan “Indie Shineshoes”

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


Amerika Serikat menjadi kiblat dalam hal fashion. Seperti halnya, desain busana yang semakin bertambahnya tahun semakin kuat juga pengaruhnya. Terutama dinegara-negara berkembang, semua produknya hampir 80% menjiplak/meniru desain dari Amerika. Selain desain fashion, pola perilaku masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif juga memberikan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia, karena produk yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia mayoritas adalah produk dari luar negeri. Dengan pola perilaku yang seperti itu, maka dalam jangka panjang untuk bidang kebudayaan di Indonesia sendiri akan semakin hilang oleh pengaruh luar tersebut.
      Dari pengaruh pola perilaku negara Amerika, banyak hal yang dapat disaring, seperti pola pikir mereka yang lebih memilih produktif untuk mensejahterakan bangsa dan negaranya. Tidak semua pengaruh dari luar negeri (Amerika Serikat) berdampak negatif. Banyak dampak positif yang dapat diambil, salah satunya adalah usaha membersihkan sepatu.
Di Indonesia sendiri penggagas jenis usaha ini pertama kali adalah seorang bernama Fariz yang mana dia berhasil menemukan dan mengembangkan cairan pembersih sepatu yang terinspirasi dari Jason Markk (penemu asal Amerika). Fariz sudah merintis usaha ini sejak tahun 2010, hal ini bermula dengan keinginannya untuk membersihkan koleksi sepatu miliknya.Andrrows adalah nama brand milik Fariz. Konsep Andrrows sendiri adalah mencuci kering tanpa bilas. Baru pada tahun 2013 Faris menemukan formula tepat dengan bahan – bahan alami. Saat ini produk pembersih sepatu Andrrows itu sudah menyebar di sepuluh kota besar di Indonesia, antara lain di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Depok, Lampung, Bali, Semarang dan lainnya. Saat ini Andrrows juga berkolaborasi dengan beberapa tempat jasa cuci sepatu untuk menggunakan produknya. Andrrows sendiri sudah dikenal sampai Singapura dan Malaysia, mereka pun segera membuka toko distributor di Australia pada pertengahan tahun ini.
Dengan adanya pola hidup yang bisa dibilang hedonisme maka perilaku masyarakat Indonesia identik dengan serba mewah. Padahal nyatanya tidak semua mereka suka akan hedonisme. Tetapi hal tersebut datang karena disebabkan prilaku mereka pada barang yang sangat konsumtif dan keinginan yang instan, prilaku tersebutlah yang secara otomatis bisa mengundang kehidupan yang mewah karena semua orang beranggpan “kita harus kerja keras supaya mempunyai uang banyak supaya bisa membeli barang apapun itu”.
Bisa dijadikan permasalahan pada statement mereka dengan adanya upaya untuk “bekerja keras” karena dengan bekerja keras ataupun busy time itu adalah bisa dikategorikan tidak ada waktu luang meskipun ada tetapi hanya terbatas. Ketika semua orang tidak adanya waktu luang dan pola hidup yang hedonisme maka akan berdampak pada stylish mereka. Karena pada era ini sangat marak akan style westernisasi yaitu penampilan menjadi sudut pandang.
Sudut pandang  pada saat ini adalah terutama pada garment. Otomatis sepatu juga mengikuti menjadi sudut pandang karena antara garment dan sepatu juga sinkorn dalam stylish mereka. Keduanya tersebut memerlukan yang namanya perawatan atau treatment. Jika waktu luang yang dimiliki mereka sangatlah terbatas maka otomatis perawatan mereka juga sngat minim baahkan tidak sempat untuk merwatnya. Terutama pada garment sekarang untuk merawatnya sudah banyak bisnisman lainnya memasuki pangsa tersebut dengan cara membuka laundry pakaian. Tetapi kita berpikir ingin memasuki pangsa pasar yang berbeda yaitu kita tujukan pada laundry sepatu. Kita beranggapan bahwa mereka para hardworker tidak ada waktu luang untuk merawat sepatunya dan kita juga mengambil pangsa pasar untuk SHOELOVERS. Karena para shoelover juga menginginkan sepatunya terawat dengan baik sebagaimana halnya seperti merawat keelokan tubuh mereka.
Oleh karena itu, dengan melihat peluang ini maka kelompok kami mempunyai ide untuk melakukan usaha membersihkan sepatu. Semakin banyaknya kalangan anak muda dan mahasiswa yang tampil modis tetapi jika dilihat dari perawatan sepatunya, kami rasa kurang begitu memperhatikan. Maka disini kami hadir dan menawarkan jasa untuk mempermudah Mahasiswa dalam perawatan sepatu agar lebih rapi, bersih dan semakin modis yang mana kami beri brand “Indie Shineshoes”. 

BAB II

RANCANGAN BISNIS

2.1 Visi dan Misi Usaha

Visi : Membantu memudahkan mahasiswa dalam menjaga kebersihan sepatunya yang notabene sepatu adalah perlengkapan kuliah yang harus dimiliki oleh mahasiswa.
Misi:
1.     Melayani konsumen untuk lebih praktis dalam menjaga kebersihan sepatu
2.     Mengutamakan kualitas dalam pelayanan
3.     Berorientasi kepada kepuasan konsumen
4.     Memperkenalkan kepada khalayak ramai usaha yang kami jalankan

2.2 Identifikasi Usaha

Nama Usaha          : “Indie Shineshoes”
Alamat Usaha    :  Desa Klandungan Dusun Landungsari Jl. Tirto Taruno  Gang 5
Contact Person       :  085645229092

2.3 Ruang Lingkup Usaha

Ruang lingkup usaha yang kami jalankan masih berada di lingkungan dalam kampus.

2.4 Segmentasi

Segmentasi pasar yang kami bidik adalah para mahasiswa, dosen dan shoelover

BAB III

DESKRIPSI TENTANG USAHA

3.1 Logo Bisnis







Filosofi :
-          Segitiga sama sisi = diartikan kita memiliki tujuan, pemikiran, dan tindakan yang sama dalam mengelola bisnis ini
-          Inisial I yang menompang S = I adalah artinya berdiri sendiri,dan S kami ibaratkan sebagai siklus penjualan yang mana pada siklus tersebut kami siap dengan berbagai resiko yang akan terjadi nantinya
-          Tulisan INDIE ShineShoes = bentuk perwakilan nama usaha yang lahir dari saran seluruh owner
-          Jejak kaki = kami akan selalu berkontribusi penuh dan solid untuk menjalankan usaha ini
-          Clean-constan-clan = tagline dari usaha kami bersih - terus menerus – kesatuan.Yang dimaksud bersih adalah kami berusaha memaksimalkan pelayanan kami dalam membantu menjaga kebersihan sepatu konsumen. Terus menerus adalah setelah pelayanan yang maksimal tersebut kami lakukan maka kedepannya harapan kami mempunyai pelanggan yang terus menerus memanfaatkan jasa kami. Kesatuan adalah kami berharap bisnis ini bisa menciptakan kesatuan hubungan yang baik dengan pelanggan

3.2 Jenis Usaha

Usaha ini melayani jasa membersihkan sepatu yang mayoritas konsumennya adalah mahasiswa,dosen,dan shoelover. Kami mengutamakan kualitas pelayanan yang dapat memuaskan konsumen sehingga pelayanan jasa kami mendapatkan nilai tersendiri di mata konsumen. Selain itu, pelayanan yang ramah dan informatif diutamakan dalam usaha ini.

3.3 Prospek Usaha

Bisnis yang kami jalani ini mempunyai prospek usaha yang baik karena melihat saat ini  semakin banyak orang yang memperhatikan penampilannya dan pola hidup yang hedonisme salah satu style mereka yaitu dengan menggunakan sepatu yang bersih dan wangi. Semakin meningkatnya gaya hidup yang serba instan mendorong kami untuk mendirikan bisnis ini.

BAB IV

RENCANA PRODUKSI


4.1 Fasilitas yang Diperlukan

Kami memilih mengoprasikan usaha ini di lingkup wilayah sekitar kampus karena lebih mudah  untuk melakukan promosi. Fasilitas yang diperlukan dalam usaha jasa ini adalah :
-Ramuan obat
-Sikat khusus
-Handuk
-Alat pengering
-Pewangi

4.2 Proses Operasional

Pengoperasian pada usaha kami :
1)      Barang diantar konsumen atau diambil ke lokasi konsumen
2)      Pengambilan gambar sepatu konsumen bukti pengecekan
3)      Pemberian kartu id company
4)      Pelayanan jasa pembersihkan sepatu dilakukan (pengerjaan 2-3 hari )
5)      Sepatu siap diambil sendiri oleh konsumen atau kami antarkan ke lokasi konsumen
6)      Dilakukan pengecekan kembali oleh konsumen jika ada cacatnya maka kita berikan garansi
7)      Transaksi pembayaran dilakukan.

BAB V

RENCANA PEMASARAN

5.1 Analisis Persaingan Usaha

·         Kelebihan :
-          Harga relative
-          Garansi
-          Delivery Order
-          All varian pewangi
-          Tips dan trick supaya sepatu tidak cepat bau
·         Kelemahan :
-          Spesialisasi usaha kami hanya untuk membersihkan saja, sedangkan usaha sejenis yang ada di luar lebih komplek pelayanannya seperti, recolour dan regule.
·         Kesempatan :
-          Banyaknya konsumen karena dipastikan bahwa semua orang ingin tampil bersih dan wangi
-          Musim hujan sangat berpengaruh untuk pendapatan profit 
-          Menjadikan peluang bisnis yang sangat menjanjikan
·         Kendala :
-          Brand yang kami ciptakan masih baru sehingga tidak terlalu dikenal
-          Waktu pengerjaan terbatas, karena kami membagi dengan waktu kuliah

5.2 Analisis Pesaing

Karakteristik pesaing
Kelebihan :
1)Pesaing menawarkan service yang lebih legkap seperti Regule, Recolour
2) pesaing sudah mempunyai outlet yang bagus
3)pesaing sudah mempunyai outlet  di tempat yang lebih strategis
Kekurangan :
1)Harga yang ditawarkan pesaing lebih mahal
2) pesaing tidak menawarkan jasa delivery order

5.3 Analisis 4P

·         Produk
Treatment sepatu
·         Price
Disesuaikan menurut tingkat kesulitan dan jenis kain sepatu
Easy : Rp. 30.000
            ( tingkat kotor pada sole dan upper )
Medium : Rp. 35.000
            ( tingkat kotor pada sole,upper,tongue )
Hard : Rp. 40.000
            ( tingkat kotor pada sole,upper,tongue,bagian dalam )

-          Untuk delivery order + Rp. 10.000 pengiriman wilayah Kab.Malang, sedangkan untuk wilayah kota GRATIS

·         Promotion
-Pembagian brosur
-Pamflet
-Dari mulut ke mulut (melalui teman-teman)
-Media social
-Support pada event

·         Place
Area UMM kampus III

5.4 Strategi Pemasaran

·         Perkenalan Bisnis
Dari teman ke teman dan saudara
·         Media Pemasaran         :
Dengan berkembangnya teknologi, kami juga mempromosikan produk kami melalui akun media sosial.

5.5 Rencana Permodalan

·         Biaya Awal
1.      Ramuan obat                                 Rp. 170.000
2.      Bahan anti bau                               Rp. 30.000
3.      Pewangi                                         Rp. 20.000
4.      Pengering                                       Rp. 200.000    
5.      Sikat khusus                                  Rp. 70.000

5.6 Modal

Rp. 500.000
(per anak Rp. 100.000)           

5.7 Keuntungan

·         Untuk service kita perminggu mendapat rata-rata 30 pasang sepatu.
·         Untuk perminggu omset yang kita dapat kurang lebih Rp. 1.200.000
·         Untuk pembelian bahan habis pakai Rp. 220.000 untuk pemakaian 100-150 pasang sepatu, omset yang didapat adalah Rp 4.000.000 per 100 pasang sepatu, jadi kita mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp. 3.560.000 per 100 pasang sepatu.

BAB VI

PENUTUP


6.1 Kesimpulan                      

Usaha “Indie Shineshoes” ini termasuk usaha yang cukup mempunyai peluang dan bisnis yang menjanjikan karena dengan analisis SWOT pesaing yang sudah kami identifikasi maka kami sudah menyimpulkan untuk menutupi kelemahan dari pesaing dengan beberapa cara yaitu menawarkan harga yang terjangkau, fasilitas pelayanan delivery order dan garansi sehingga menjadikan usaha kami menjadi satu satunya usaha yang mempunyai inovasi baru dan dibutuhkan serta flexibel.



Rabu, 10 Desember 2014

Home Industri Tahu milik Ibu Warsini terletak di Dsn Corah Mulyo Nglongsor Kec.Tugu Kab.Trenggalek

PENELITIAN PADA HOME INDUSTRI TAHU
DUSUN CORAH MULYO
KEC.TUGU KAB.TRENGGALEK
(MILIK IBU NINIK WARSINI)



DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1              Latar Belakang
1.2              Tujuan Pengamatan
1.3              Identifikasi Maslah
1.4              Manfaat Pengamatan
Bab 2 Kasus
Bab 3 Kajian Teoritis
            3.1       Telaah Teoritis
            3.2       Metode Pengamatan
Bab 4 Hasil dan Pengamatan
4.1        Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
4.2        Bahan Pembuatan Tahu
4.3        Tahapan Proses Pembuatan Tahu
4.4        Strategi Pemasaran Tahu
4.5        Jumlah Tenaga Kerja
4.6        Biaya Operasional
4.7        Kendala Usaha dan Solusinya
Bab 5 Kesimpulan dan Saran




BAB 1
PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang
            Bisnis merupakan suatu bentuk kegiatan usaha yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen atau masyarakat akan barang/jasa serta dalam upaya meningkatkan taraf hidupnya. Dari definisi tersebut bisnis mencakup segala kegiatan usaha baik yang memproduksi atau menghasilkan barang/jasa.
Industri tahu merupakan industri rakyat, yang sampai saat ini masih banyak yang berbentuk usaha perumahan atau industri rumah tangga. Walaupun sebagai industri rumah tangga dengan modal kecil, industri ini memberikan sumbangan perekonomian negara dan menyediakan banyak tenaga kerja.
Yang dimaksud Home Industri Tahu adalah rumah penghasil tahu. Jadi, setiap rumah memproduksi tahu, Home Industri Tahu ini terletak di Desa Corah Mulyo Nglongsor Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek dan merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Dalam satu desa setidaknya terdapat 45 unit usaha tahu. Karena banyaknyaa usaha ini, Desa Corah Mulyo mampu tampil sebagai pemasok kebutuhan masyarakat akan produk tahu untuk wilayah kabupaten Trenggalek hingga ke Ponorogo, Dongko dan Panggul. Didesa Corah Mulyo Nglongsor ini setiap rumah mempunyai Pabrik tahu kecil.Setiap rumah setiap harinya bisa membuat 1 kwintal kedelai untuk diolah menjadi tahu.
Salah satunya Pabrik tahu yang dikelola oleh Ibu Warsini. Ibu Warsini mempunyai 3 orang karyawan, dan mulai bekerja pada pukul 6 pagi. Usaha sentra industri tahu ini telah dijalankan oleh Ibu Warsini kurang lebih sekitar 9 tahun, sehingga telah memiliki agen-agen pendistribusian dari produk tahu yang diproduksinya. Pabrik ini menggunakan prinsip management keluarga, diman yang mengelolanya adalah keluarga dari pemiliknya itu sendiri dan termasuk kedalam jenis perusahaan perseorangan karena, pemiliknya hanya satu orang saja.
           

1.2 Tujuan Pengamatan
1. Memberikan tambahan wawasan kepada pembaca mengenai penggolahan tahu

2. Mengetahui proses pembuatan tahu
3. Analisis ekonomi usaha pengolahan tahu
3. Perekonomian rumah tangga pemilik usaha tahu
4. Mengetahui kendala usaha pengolahan tahu
5. Strategi pemasaran tahu

            1.3 Identifikasi Masalah

1. Apa saja bahan pokok dalam pembuatan tahu ?
2. Bagaimana cara pembuatan tahu ?
3. Bagaimana cara pemasaran tahu ?

            1.4 Manfaat Pengamatan
                               1. Memperoleh pengetahuan tentang pembuatan tahu
                               2. Mengetahui cara pendistribusian tahu

BAB 2
Kasus

1.      Bagaimana proses pembuatan tahu sesuai dengan penelitiaan?
2.      Bagaimana perekonomian rumah tangga pemilik usaha tahu?
3.      Apa kendala dalam usaha pengolahan tahu?

                                         
BAB 3
Kajian Teoritis


Industri adalah bagian dari proses produksi dimana bagian dari proses produksi itu tidak mengambil bahan-bahan langsung dari alam yang kemudian mengolahnya hingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat (Bintarto, 1987).

Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya (I Made Sandi, 1985:148).


3.1 Telaah Teoritis
Undang-Undang No 5 tahun 1984 tentang perindusrian memberikan pengertian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah , bahan baku, bahan setengah jadi , dan/atau barang jadi menjadi barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

3.2  Metode Pengamatan
Metode pengamatan untuk mengumpulkan data-data dalam rangka penulisan karya tulis ini dengan cara sebagai berikut :


1. Metode observasi, yaitu proses pengumpulan data melalui kegiatan melihat, memantau dan menganalisa secara langsung sehingga akan lebih jelas objek yang diamati.
2. Metode tertulis wawancara / interview, yaitu cara pengumpulan data melalui obrolan atau tanya jawab serta bertatap muka secara langsung.


BAB 4
Hasil dan Pembahasan


Tahu adalah sebuah makanan yang familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Selain harganya yang murah dan mudah untuk di peroleh, tahu mengandung nilai protein yang tinggi karena bahan baku utamanya adalah kedelai. Hampir di seluruh kalangan masyarakat Indonesia mengkonsumsi tahu.Makanan yang layak dikonsumsi adalah makanan yang mengandung unsur 4( empat ) sehat 5 ( lima ) sempurna, dimana yang dimaksud makanan empat sehat lima sempurna adalah makanan yang mengandung gizi lengkap seperti karbohidrat, mineral, kalsium, serat, vitamin dan protein . Karena tahu mengandung protein, jadi tahu layak digolongkan sebagai makanan empat sehat lima sempurna.


  
            Sentra Industri tahu yang terletak di Dusun Corah Mulyo Desa Nglongsor kecamatan Tugu ini telah ada sejak dulu, dimana diwariskan turun temurun. Pengamatan yang saya lakukan salah satunya di home industri tahu milik Ibu Warsini.

4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi :
-          Tenaga kerja (Sumber Daya Manusia)
-          Modal
-          Wirausaha
-          Mesin


4.2 Bahan – Bahan Yang digunakan Untuk Proses Produksi Tahu
- Bahan baku utama dalam pembuatan tahu adalah kedelai yang kualitasnya bagus, baik itu kedelai lokal maupun impor.
- Mesin Pembantu untuk menghaluskan kedelai
- Mesin Uap untuk membantu proses pengukusan tahu
- Penggorengan untuk menggoreng salah satu jernis tahu yang diproduksi

4.3 Tahapan – Tahapan Proses Pembuatan Tahu
Tahapan dalam proses pembuatan tahu kadar air yang cukup dengan berat 6 kg mampu menghasilkan tahu putih 1 papan penuh berukuran 1 x 1 meter. Kedelai direndam dengan air selama kurang lebih 3 jam. Setelah 3 jam kedelai diangkat dan dibersihkan. Kemudian kedelai tersebut dimasukan kedalam mesin penggilingan sehalus mungkin,kedelai yang telah dihaluskan tadi direbus dan dicampur air lagi sebanyak 20 liter. Sampai mendidih, dengan suhu yang sangat panas, karena semakin panas suhunya, tahu yang dihasilkan semakin bagus. Setelah mendidih, kedelai yang direbus diangkat, lalu disaring untuk mendapatkan sari kedelai dan untuk memisahkan antara ampas tahu dan sari kedelainya. Setelah penyaringan kedelai siap untuk diberi cuka tahu (obat untuk membuat kedelai menjari tahu) kemudian didiamkan selama beberapa saat, barulah tahu dan air tadi akan dapat dipisahkan. Sari tahu akan menggumpal dan berwarna putih, sedangkan airnya akan berubah menjadi warna kuning. Sari tahu dimasukkan ke dalam cetakan. Diamkan beberapa saat. Untuk mendapat hasil yang bagus, tahu yang enak dan gurih, perebusan sari tahu menggunakan mesin uap, dan harus higenis. Setelah didiamkan beberapa saat tahu siap dipotong.
Pabrik ini juga memproduksi jenis tahu yang di goreng , prosesnya sama dengan proses diatas hanya ditambahkan satu proses lagi yaitu dimasukan ke dalam penggorengan dan digoreng hingga matang .

Foto-foto pembuatan tahu :

Proses Pemasakan Tahu
Pemotongan Tahu

                         








                                 



4.4 Strategi Pemasaran Tahu


Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. 

Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. 

Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.


Strategi Pemasaran tahu yang dulakukan oleh Ibu Warsini diantaranya :
- Proses /strategi pemasaran tahu yang pertama yaitu mereka ( para penjual di pasar ) menggambil sendiri tahu tahu itu ke pabrik milik Ibu Warsini lalu menjualnya lagi dipasar sehingga langsung sampai ketangan konsumen .
- Proses/strategi pemasaran yang kedua adalah dengan cara mendistribusikan tahu ke agen – agen yang telah memesan hasil pembuatan tahu – tahu itu , jadi dari agen tersebut penjual dipasar bisa mendapatkan tahu tersebut melalui perantara yaitu agen sehingga tidak langsung sampai ke tangan konsumen. Misalnya dititipkan ke penjual sayur, penjual bakso,penjual sate tahu, dan gorengan tahu isi.
Ada tahu yang dijual mentah, ada juga yang digoreng. Biasanya pemasaran Ibu Warsini di pelosok-pelosok pedesaan seperti Sawo Ponorogo, di Panggul Trenggalek, dan daerah – daerah lain yang memungkinkan bisa laris terjual.

4.5 Jumlah Tenaga Kerja setiap perumahan yang mengelola tahu :
1.      Bagian pembuat tahu
2.      Bagian penggoreng tahu
3.      Bagian pengemas tahu
4.      Bagian pengantar tahu
5.      Bagian pemasaran (Biasanya dilakukan oleh pemilik home industri tahu itu sendiri.)

4.6 Biaya Operasional :
Dari pengamatan yang saya lakukan, kurang lebih biaya operasional yang dikeluarkan oleh Ibu Warsini sebagai berikut :
Biaya produksi, dan biaya tenaga kerja. Misalnya saja biasanya dari 1 kwintal kedelai dapat menghasilkan 18 papan tahu, seharga Rp. 75.000
100 kg kedelai harga per kg Rp. 7500 jadi Rp. 750.000
Ongkos produksi :
-          Tenaga kerja sekitar Rp.85.000
-          Bahan bakar minyak Rp. 50.000

-          Biaya Lain-lain            Rp. 20.000
Jumlahnya sekitar Rp. 905.000
Jadi, untuk pembuatan tahu dengan kedelai 1 kwintal bisa menghasilkan uang sebesar Rp. 1.350.000 (18 papan tahu x 75.000) di potong biaya oprasional Rp. 905.000, diperoleh laba bersih Rp. 445.000


4.7 Kendala Usaha dan Solusinya
Dari hasil wawancara ditemukan beberapa kendala yang dihadapi oleh sentra industri tahu milik Ibu Warsini.

Kendala :
- Harga kedelai dan BBM yang naik
Beberapa tahun berikut ini sempat mengalami kenaikan harga kedelai. Secara langsung mempengaruhi biaya produksi pembuatan tahu.Yang merupakan bahan baku pembuatan tahu. Begitupun kenaikan harga BBM juga membebani biaya produksi, dan pemasaran.
Solusi :
 Kendala tersebut membuat pengusaha tahu mencari alternatif untuk mengatasi tekanan biaya bahan baku. Setiap terjadi kenaikan harga BBM dan kedelai, para pengusaha tahu mengantisipasinya dengan memperkecil ukuran tahu namun harga jual tetap,dan mengurangi jumlah produksi untuk mengantisipasi keadaan pasar, sehingga produsen tidak kehilangan pelanggan.

BAB 5
Kesimpulan dan Saran

5.1  Kesimpulan

Melalui makalah ini penulis mengetahui bagaimana cara memproses kedelai menjadi tahu, mulai dari penggilingan hingga pemasakkan. Penulis juga mengetahui bagaimana cara memasarkannya, sehingga penulis tau termasuk ke perusahaan apakah pabrik tahu tersebut. Selain itu yang terpenting adalah penulis mempunyai pengalaman, pandangan tentang arti dari bisnis tersebut, serta mengetahui bagaimana kehidupan lapangan kerja dilingkungan sekitar.
Dari observasi ini penulis mendapat kesimpulan bahwa dari pabrik tahu milik perseorangan ini dapat menyerap pekerja lumayan banyak sehingga dapat memperkecil angka pengangguran dan kemiskinan. Selain itu pabrik tahu tersebut setiap harinya dapat memproduksikan tahu yang banyak sehingga pabrik tahu tersebut dapat memperkecil angka gizi buruk karena melalui penelitian kacang kedelai yang diolah menjadi tahu tersebut sangatlah bermanfaat bagi gizi manusia dan harganya cukup untuk dibeli masyarakat kelas ekonomi kebawah.

5.2  Saran

1.      Keadaan pabrik yang melakukan pemprosesan kurang terjaga kehigenisan tahunya baik dalam mengelola maupun kemasan yang akan dibawa ke konsumen, sebaiknya kebersihan dan kehigenisan dalam pembuatan tahu lebih diutamakan.